TRANSLATE

Monday, 3 May 2010

AKU BANGGA

Kakek saya mantan tentara pejuang... ayahku seorang dokter spesialis... anakku yang paling besar dapat beasiswa di universitas ternama... om saya seorang pengusaha sukses lho... bla... bla... bla... Biasanya menjadi pembicaraan pembuka di acara kumpul2, arisan, ibu- ibu di sekolahan, sampai gosip tetangga. Gelar, jabatan, status sosial, dan pekerjaan yang bagus pasti akan menjadi suatu kebanggaan, apalagi jika orang- orang sukses tersebut adalah salah satu dari keluarga kita.


Di dalam keluarga besar saya sih standar- standar saja, kakek saya bukan mantan pejuang, papa juga bukan dokter, om- om saya adalah para pengusaha sukses yang tingkat kesuksesannya masih jauh jika dibandingkan dengan kesuksesan Om Liem. Tapi di dalam keluarga besar saya punya suatu yang dapat dibanggakan, yaitu masakan nenek saya.

Waktu nenek masih muda-an, beliau sering membuat mie kuah (mie buatan sendiri dengan isi ebi, sawi putih, caisim, bawang son atau bawang cina, kembang kol), kue cikak merah isi ketan manis (isinya ketan yang dimasak dengan gula merah), bakcang babi dan kwecang (bakcang mini polos tanpa isi terbuat dari beras ketan berwarna kuning transparan mengkilat karena sebelumnya direndam air abu, dimakan dicocol tepung gula), kue kaumau (kulitnya terbuat dari ubi jalar oranye yang direbus lalu dihaluskan lalu dibulat- bulat sebesar bola pingpong kemudian dipipihkan, lalu ditaruh isi yang terbuat dari kacang tanah sangrai yang digiling kasar dicampur dengan irisan gula merah, dibentuk sedemikian rupa menjadi bentuk segitiga lalu dikukus atau digoreng, pas dimakan isinya meleleh dimulut), ketan merah putih (ketan dikukus lalu dibagi dua, sebagian dicampur gula merah dan sebagian lagi yang dibiarkan putih ditabur garam dimakan dengan taburan kelapa parut, biasanya untuk sarapan pagi ), mie goreng kucai (mie goreng dengan campuran udang, tauge dan kucai), bubur asin (terbuat dari beras dicampur sedikit beras ketan, ebi, bawang putih, bawang son, talas potong, sawi putih), bubur manis (terbuat dari beras ketan dicampur kacang tanah, gula merah, lengkeng kering, ancho (lihat foto) - bentuknya lonjong kecil dan kering, berwarna merah dan rasanya manis, asin, sedikit asam), gurame asam manis, kakap goreng tepung, dan masih panjang lagi.

Beberapa tahun terakhir ini nenek hanya membuat bubur asin dan bubur manis satu kali dalam setahun untuk mempertahankan tradisi. Kalau nenek membuat bubur asin atau bubur manis, biasanya beliau menelepon sendiri anak-anaknya satu persatu supaya mampir ke rumahnya sambil mengingatkan kami untuk membawa panci masing- masing.

Bagaimana dengan anda? Pasti punya masakan andalan keluarga yang dibanggakan juga kan? Nanti ajak saya icip- icip ya.

No comments: