Ih koq orang Amerika muntah- muntah saat diajak makan durian? Padahal buah yang satu ini dinobatkan sebagai "The King of Fruits".
Setelah membaca beberapa referensi dan tanya sana sini. Menurut saya, makanan eksotis (baca: aneh) ini paling banyak terdapat di Benua Asia. Entah karena manusianya gemar bereksperimen atau mungkin 'terpaksa' karena dulunya menjadi bangsa terjajah sehingga menjadikan manusianya dituntut memanfaatkan segala sumber alam untuk dijadikan makanan untuk bertahan hidup. Sebut saja ayam, binatang ini 'tampak' normal apabila daging dan telurnya diolah menjadi makanan enak. Bagaimana dengan kepala, kulit, usus, hati, ampela, darah, kaki sampai brutu (pantat) , itu semua bisa dimakan? Atau hidung sapi, kepala kambing, sampai 'torpedo' itu juga dimakan? Ckckckck...
Saya doyan makan tapi saya mempunyai dua syarat, yaitu: bentuk dan warnanya harus menarik untuk ditelan dan tidak mempunyai mata, saya bisa langsung ilfil apabila melihat makhluk diatas piring memandangi saya. Soal namanya apa dan rasanya enak atau tidak, asalkan dua syarat itu terpenuhi saya berani makan.
Percaya atau tidak, saya tuh takut sama yang namanya kepala, lidah, kuping, usus, otak, paru, ginjal, hati, ampela, brutu. Saya heran orang berebutan jeroan, makan sate ginjal dan paru goreng. Biarlah.. saya makan dagingnya, jeroannya saya kasih buat teman- teman yang doyan aja deh.
Saya pernah tertipu di sebuah pasar di Brunei, sate bakso ikan bumbu pedas pas dimakan koq genyel- genyel dan ternyata sate brutu (pantat ayam boiler, pantes montok). Langsung saya buang dan mogok makan semaleman karena kepikiran abis makan 'pantat'... wheeekk...
Di sebuah restoran sushi waralaba, saya pernah mencoba sushi 'bulu babi' yang baunya seperti bau pesing, warna kecoklatan seperti pup bayi, pas dimakan dingin hampa dimulut, dan bikin eneg karena parno. Di perjalanan Bandung - Tasikmalaya, makan siang di sebuah restoran Sunda inisial ' P' pas di cek, gulai otak 1. Setelah saling tuduh karena gak ada yang merasa makan gulai otak akhirnya pelayan mengambil barang bukti di meja kami. Woalahh... ternyata saya yang makan, langsung deh sakit perut.
Di Cina banyak makanan yang tidak lazim dimakan, seperti cakar beruang, kuda laut, otak monyet, sate belalang, sate kalajengking, sampai janin bayi yang dijadikan sup. Sungguh tidak manusiawi! Di Thailand, seorang teman mencoba makan semut dan telurnya, ulat goreng (lihat foto bawah) , sate kalajengking, belalang goreng, som tum salad pepaya/ mangga yang kesohor itu menggunakan kepiting kecil (kepiting soka) yang dibenyek hidup- hidup. Di Vietnam ada yang namanya hot vit lon (liat foto atas) yaitu telur yang telah menjadi embrio bebek beumur 19-21 hari. Di Jepang seorang teman juga berani mencoba mata gurita goreng, sashimi ikan fugu atau ikan buntal. Di restoran Korea ada menu tentakel gurita yang masih bergerak- gerak dimakan mentah dicocol bumbu. Di Indonesia sendiri ada yang terkenal yaitu paniki (kelelawar), tikus kayu dan erwe di Manado, ulat sagu di Papua, tutut atau bekicot di Pulau Jawa, sate landak di Salatiga, lawar penyu, lawar tawon dan lawar darah di Bali, sate kuda, susu kuda liar, sate torpedo, sate kelinci, rujak cingur, darah dan empedu ular, sup biawak, pepes telur kodok, dan lain- lain.
Berani mencoba?